Minggu, 11 Oktober 2015

Selamat Ulang Tahun, Suamiku..

Untuk suamiku di Taipei ( Taiwan).. 
Jujur, aku berat hati mengucapkan " Selamat Ulang tahun " kali ini. Entah kenapa semenjak menikah moment ulang tahun menjadi suatu hal yang teramat menyebalkan. Rasanya, umurmu saat ini, kita belum melakukan suatu perubahan yang besar dalam hidup kita dan hidup orang-orang disekitar kita, persis seperti apa yang menjadi visi dan misi kita sebelum menikah. " Sabar,  we are on our way", itu katamu. Tapi kali ini, aku coba mengucapkan dengan caraku sendiri..


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Bagaimana kabarmu di usia ini? Sudahkah kau menjadi Hamba Allah seperti apa yang di perintahkan oleh Nya? Sudahkah kau menjadi suami yang baik dan menjadi imam yang memimpin bahtera keluargamu? Suamiku, dalam sujudku, aku berbisik pada Sang Maha Mendengar, semoga engkau senantiasa dilimpahkan Rahmat dan hidayah, serta senantiasa menjalankan perintah Allah. Menjadi suami yang menyayangi istri, anak dan orang tua serta kelak menjadi pemimpin yang berwibawa dan amanah. "


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Apa saja yang berhasil kau raih di usia saat ini? Apa saja wish list yang berhasil kau coret dalam catatan hidupmu? Suamiku, percayalah, tiap langkahmu adalah ridho istrimu. Akulah yang akan meridhoi setiap langkahmu, langkah muliamu, langkah menuju kesuksesan dunia dan akhiratmu "


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Bagaimana kabar studi S3 mu? Mungkin kau mulai jenuh dengan penelitian, mungkin kau mulai jenuh dengan publikasi dan sebagainya. Mungkin kau tergiur untuk pulang dan bekerja kantoran seperti temanmu yang lainnya. Mungkin kau menyesal kenapa dulu tidak kau ambil saja tawaran pekerjaan di perusahaan besar dipulau seberang yang gajinya menggiurkan. Jangan, jangan menyerah kalau kau hanya ingin membahagiakanku. Suamiku, tanpa itu, kamu sudah menjadi suami yang bertanggung jawab, kau masih bisa menafkahi materi untukku. Kau masih bertanggung jawab atas kebahagiaanku. Setahun sudah berhasil kita lalui. Kita harus mengakhiri ini sampai ke garis finish. Akulah wanita paling bahagia di dunia saat melihat kau lulus S3 di umur mudamu. Aku lah istri paling beruntung di dunia melihat kau menjadi orang yang dicari, bukan orang yang mencari. Aku lah wanita yang paling bersyukur, karena kau telah berhasil menuntut ilmu hingga ke negri cina. Tidak ada ilmu yang sia-sia, tidak ada !!! Biarpun katamu, kelak kau tidak akan menggunakan gelar "Phd" mu dalam kehidupan, tapi lebih dari itu, kamu hebat, walaupun tanpa kau bubuhkan gelar bergengsi itu dibelakang namamu. "


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Mungkin kau benci dengan kondisi kau harus berpisah jauh dengan istrimu. Aku pun begitu. Aku sangat membenci kondisi ini. Aku selalu nangis dan mengadu saat aku mulai jenuh dengan komentar-komentar orang, tentang LDM, tentang suami jauh, bahkan tentang anak sekalipun yang sulit sekali kita upayakan mengingat frekuensi pertemuan kita yang tidak lazim. Mereka-mereka yang berkomentar itu mungkin saja tidak mengerti kondisi kita yang berjauhan atau bisa jadi karena mereka tidak merasakan jika harus LDM seperti kita, walaupun itu bentuk perhatian sekalipun, tapi terkadang menyakitkan yang tadinya happy, jadi bersedih dan mendadak ingin menyusulmu saja. Tidak, tidak boleh lagi bersedih, mereka sebenarnya sangat perhatian,  bukan kepo atau istilah beken lainnya. Wallahualam, sesungguhnya hanya Allah maha Mengetahui dan menjaga hati.  Astaghfirullahaladzim, jauhkan hamba dari prasangka buruk.. "


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Umur kita masih muda, kehidupan kita masih panjang terbentang di depan. Atas izin Allah, tahun-tahun kedepan kita bisa merealisasikan mimpi-mimpi kita berdua. Membangun rumah tangga yang bahagia, dan menjadi penggalak untuk kehidupan dan masa depan orang-orang sekitar kita. Kita akan terus bergandengan tangan, berjalan menapaki setiap mimpi dan cita-cita. Karena bagi kita, makna hidup sesungguhnya adalah saat kita bisa bermanfaat bagi orang banyak, Amin Allahumma Amin.. "


Selamat Ulang Tahun Suamiku..
" Bukan tentang umurmu yang berkurang, tapi tentang bagaimana kau mensyukuri nikmat dari Allah yang tak terhitung tang kau dapat selama ini. Nikmat Menikah walaupun istrimu begini adanya, promosi melanjutkan S3, orang tua dan keluarga yang support 100%,  selesai riset satu demi satu, profesor yang baik hati dan jarang marah, rekan kerja yang baik dan selalu membantu, kesehatan yang terjaga, keleluasaan beribadah walaupun bukan di negara sendiri, rejeki yang halal dan lancar bahkan bisa kau sisihkan tiap bulannya, semoga dengan tabungan itu kelak semakin banyak negara yang kita kunjungi, khususnya negara Islam dan Rumah Allah. Sungguh nikmat Allah tak terkira, tetaplah bersyukur, agar Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmatnya lagi dan lagi untukmu. "


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Bukan soal kado sederhana yang aku berikan, bahkan tanpa kata-kata romantis yang kububuhi. Tapi aku punya kado indah untukmu yang kusebut "cinta" dan bingkisan cantik untukmu yang kusebut "sayang".


Selamat Ulang Tahun, Suamiku..
" Kenapa aku hanya  memberikan kado sebuah note? Jangan liat harganya ya. Aku bisa saja membelimu yang mahal dan jauh lebih mewah ( walaupun kau tak pernah suka dengan segala sesuatu yang berlebihan). Tapi aku lebih memilih berhemat karena kita sedang mempersiapkan sesuatu untuk keluarga kecil kita. Suamiku, liatlah harapan dibalik kado tersebut.  Aku tau, kau punya buku usang yang selalu kau bawa tiap kau traveling ke kota atau negara manapun. Kau tinggalkan jejak dibuku itu, bagaimanapun caranya, list itenary, foto atau stempel khas negaranya. Aku mau, buku itu selalu kita bawa saat kita traveling kemanapun. Agar suatu saat Insha Allah, anak kita kelak, bisa melihat dan membaca jejak perjalanan kita dan bisa meneruskan perjalanan demi perjalanan yang telah kita lakukan. Katamu, bukan soalan tempatnya, tapi pengalamannya. "


Untukmu suamiku, selamat ulang tahun sayang.. 12 Oktober 2015, Genap 27 tahun kau saat ini. Semoga Allah senantiasa menjagamu, memudahkanmu dan meridhoimu dalam setiap langkah dan cita-citamu. Jadilah lelaki yang berwibawa, menginspirasi dan bermanfaat untuk keluarga, agama dan bangsa. Amin Ya Rabbal Alamin..

" Selamat Ulang Tahun Suamiku"


Istrimu,

Millati Amalia


12 Oktober 2015

5 komentar:

  1. Mengharu biru ini bacanya, hehehe...
    Semangat terus Lia, semua pasti ada jalannya :)

    Ayoklah kapan2 aku kursus masak sama jahit ke kamu, sekalian kursus peta tanah abang, hahaha...

    BalasHapus
  2. Hehehe.. agak alay dikit gpp ya mba hahaha.. iya mba harus semangat, harus kuat dan yakin hehehe..

    Ayo mba, seriusan. Aku uda rencana kok mau ajak temen2 belajar jahit bareng krn akupun mah belajar. Insha Allah awal tahun ya mba smpai ada trmpat yan memungkinkan hehehe

    BalasHapus
  3. Haha hayuk hayuk jait jaitan kita...km ambil ruma di depok jg ya li?

    BalasHapus
  4. Iyaa mba.. rumah kampung 😀😀 mba di depok dimananya? Ntr kapan2 boleh kumpulin bbrp org aku ajarin jahitan standar berhubung uda tinggal dirumah lumayan ada space drpd di aprtmn hehehe

    BalasHapus
  5. eh lanjut japri aja ya, ak mau nanya2 juga. Iya aku bukan depok pusatnya di sawangan tepatnya, hehe.

    BalasHapus