Jumat, 30 Desember 2011

Hobi Masak


 
Hobi saya masak. Ya memasak berbagai makanan, apapun itu, mulai dr makanan berat, kue basah, kering dll. Kalo di bilang, proses sampe saya anggap bahwa saya skrg mahir memasak itu tidaklah mudah. Itu dimulai sejak saya SMP, ya SMP. Mungkin di saat ank2 seusia saya itu masih di masakin pembantu ato mamanya. Kalau saya, sudah mulai ada peraturan dirumah, "kalau mau sarapan, masak sendiri, wooww "

Sampai skrg pun, saya masih sering menyalurkan hobi masak saya dikos. sampai rela pindah dr kos lama yang uda nyaman bgt, demi mencari kos baru yang ada dapurnya :D Yah namanya kalo masak itu kurang berasa kalo di makan sendiri, kadang saya suka masakin teman2 himpunan, teman2 kampus, habibi, abang indra jaman masih sm2 d surabaya, dll. Nah. kalau lagi liburan di kampung di Aceh. Seperti biasa, hobi masak saya sangat benar-benar berguna kalau lagi dirumah. Ini memang menjadi salah satu moment bahagia buat mamak. Soalnya segala urusan perdapuran mulai dr bikin teh pagi2, bikin sarapan, makan siang, cemilan sore, dan malam sudah secara sah diserahkan kepada saya.. Saya pun biasa aja,, gak shock2 banget.. karena pekerjaan seperti ini sudah saya lakukan sejak SMP, wajar saja skrg (tanpa berniat sombong) saya memang terlihat jago memasak dibanding teman2 seusia saya, soalnya memang sejak SMP saya sudah berteman dgn dapur,,bahkan SD, sudah mulai di ajak mamak ke dapur untuk melihat atau membantu memotong motong, jaman SD masih tahap pengenalan, masih nanya, yang mana lada yang mana ketumbar, yang mana jahe yang mana lengkuas, dll.  Mamak sll bilang " jadi anak perempuan, mau gak mau harus bisa masak ". Aku rasa gak salah belajar masa sejak dini, ah peduli amat kata org menantu idaman itu yang pinter masak. bener sih, tapi bkn tu motivasi saya. karena memang menurut saya, masak itu sama dengan berkreasi, menghasilkan karya seni, terlebih bisa dinikmati org banyak dan mereka suka, itu sudah berpahala.

Sekarang saya memang merasa lebih jago masaknya drpd mamak, hehee (pede banget),, soalnya nih, saya suka buka2 resep di Internet,,suka compare resep satu dan lainnya, dll. suka cari resep2 baru biar org rumah gak bosen, dsb. Jadi inget dulu, susah payah menghapal resep suatu makanan, kalo nanya mamak pasti jawab nya gini " kalau nanya mulu, kapan bisanya,  " teoottt. Gagal dalam masak itu hal biasa, sering banget malah kejadian gt. tp Justru dgn gagal kita bisa memperbaiki kesalahan kedepannya.

Tau gak sih, kalau dulu di paksa masak.. justru skrg beda, kadang sangat menggelitik, saking saya gak bisa diem, mama malah bilang " udah deh, masak mulu, diem sehari napa ? wkwkwkwk " lucu juga kalo di bayang2in. So far, mama selalu memfasilitasi hobi q. mulai dr beliin perlengkapan masak yang aq request, dan mau bantuin belanja bahan-bahan untuk masak. :)

Aku pengen.. suatu saat hobi q ini harus menghasilkan. Pengen punya bisnis kuliner. coz this is my passion. Jadi gak ada salahnya juga, malah kata org kalo berbisnis sesuai dgn passion, akan lebih mudah dikembangkan dan dikreasikan. Amin semoga suatu saat terwujud :) Kalo skrg masih skala kecil2an. misalnya, bikin kue risoles, tahu isi, bolu kukus, atau bakwan buat di titipin di toko mama. untungnya juga gak ada ambil, hanya iseng sekalian tes pasar :D kalo lebaran, terima pesanan kue kering, biasanya yg pesen sodara-sodara :D

Salah satu wujud kontribusi saya untuk berbagi mungkin dgn blog ini, selama ini saya kalo masak udah langsung dimakan. Sekarang, saya lebih suka foto, kemudian saya posting d blog ini. kelihatannya jauh lebih bermanfaat. Di tunggu ya.. mungkin postingan saya kedepan banyak makanan nya deh :D hehehehe...


Ini ni beberapa masakan yang pernah saya buat :


Sarden Special Ala LIA

mmmm... kalo uda mulai bosen sm makanan di luar, biasanya aku milih untuk masak sendiri, Hobi banget sih masak, tp kalo uda lama dtinggal, kadang mesti repot sendiri kalo harus beli ini itu,, biasanya kan yang paling utama bumbu dapur yang harus ada itu bawang merah, putih, cabe n tomat. Oke baiklah,, karena memang bener2 bosen kalo harus beli, saya memilih belanja ke SuperIndo, memang sih, kayaknya kesan nya gmn gt kalo belanja si SuperIndo,, tapi gmn ya, males jg belanja di pasar2 tradisional,, kadang suka dimahalin (tega bgt sm ank kos ) hikz,, jd biar gak ngomel2 kyk ibu2 gt abis belanja, milih belanja di SuperIndo,, toh bisa beli dikit2 juga :) kebetulan ada superIndo deket dr tmpt kos,, oke akhirnya untuk kali ini pilihan jatuh ke Sarden,,Simple sih,, tp jangan salah loh ya,, kalo di kos terkenal banget kalo aku masak pasti di dilebai2in gitu hehehe.. kalo org mungkin sarden dicemplungin gt aja, tambah merica + garam,, Kalo Sarden yang kyk gini ni,, ini ni resep tambahan nya...



RESEP SARDEN PEDES ALA LIA :

- siapkan satu kaleng sarden, kalo bisa yang saus cabe biar pedes.(resep ini pake kaleng kecil )
- Bawang bombay 1/2 buah di rajang panjang2
- Bawang putih 2 buah, kupas, memarkan dan cincang halus
- 1 buah tomat, potong dadu
- Satu ruas jari jahe, memarkan
- Daun jeruk 2 - 3 lembar (conditional)
- Serai 1 buah, memarkan (conditional)
- jeruk nipis 1/2 buah peras airnya (bagi yg suka ada sensasi asem)
- 1 atau 1/2 ons cabe hijau, rajang serong
- 5 buah (sesuai selera) cabe rawit ( di jawa lombok namanya, hehe ),  ulek kasar
- 1 batang batang prei, iris serong
- garam sesuai selera
-  merica sesuai selera
- cabe bubuk sesuai selera

Cara Masak :
- panaskan 4 sendok makan minyak dalam wajan
- tumis bawang bombay, kemudian bawang putih, sampai harum
- masukkan jahe, serai, daun jeruk, sampai lumayan layu, kemudian masukka tomat dan cabe hijau
- kira-kira semua mulai teraduk dan sedikit layu, masukkan 1 kaleng sarden. tambahkan air sesuai selera.
- jangan menunggu lama langsung masukkan garam, merica, cabe bubuk + cabe yang sudah di ulek
- kemudian masukkan daun prei yang sudah di iris.
- terakhir, masukkan air jeruk nipis.
- tambahkan air bila ingin lebih encer.tunggu sampai mendidih
- angkat dan sajikan dalam mangkok :)

Pesan : saat masak, lebih hati2 agar ikan sarden tidak hancur, itu dikarenakan memang tekstur ikan nya sangat lunak. sehingga butuh kehati-hatian :)

Selamat Mencoba. Insya Allah sensasinya berbeda seperti bukan lagi makan sarden. padahal cuma sedikit sentuhan. :)

Jumat, 16 Desember 2011

ESSAY UNTUK BEASISWA


Lagi bersihin file di laptop, kebuka 1 file,, mmm,, apa ini,,eala baru inget ini essay yang aq kirim untuk dapet beasiswa. Ya tapi sayank, capek2 kirim beasiswa ttp tak ku dapatkan, hahah,, lebai,, sm seperti pengajuan sebelumnya, alasannya adalah karena slip gaji ayah saya katanya besar,  iya jg kalo d bandingkan dengan yang ortunya PNS,, tp gak gede2 amat jg lah,,secara di Aceh apa mahal --" drpd bete inget kejadian itu, hahaa,, ini aq share essay nya,, :)  
 
Dulu saat saya akan lulus dari SMA, jauh-jauh hari saya sudah mulai membayangkan, bidang ilmu apa yang akan saya pilih untuk meneruskan studi saya. Berbagai referensi dan narasumber saya cari informasi. Karena saya tidak ingin salah masuk jurusan. Bagi saya, jika saya sudah tidak cinta dengan apa yang saya jalankan, niscaya apapun itu akan terasa tidak berbarga dan saya yang menjalankan tidak bisa menemukan kebahagiaannya. Saya memang sangat suka dengan yang berhubungan dengan IT. Sayang saja, di sekolah saya, tidak ada fasilitas dan tenaga pengajar IT yang memadai. Memang, sekolah saya sempat rubuh karena gempa, sehingga selama proses pembangunan kembali begitu banyak fasilitas-fasilitas yang untuk sementara tidak bisa dipakai. Untuk itu, saya sering belajar dan mencoba-coba sendiri di Warnet saat sedang libur dan diperbolehkan keluar asrama. Memang, IT merupakan hal yang baru bagi saya. Di Aceh tempat kelahiran saya, pengetahuan IT memang masih sangat kurang. Namun itulah yang membuat saya semakin penasaran untuk mengetahui lebih dalam dan menguji keberuntungan saya dengan memilih Jurusan Sistem Informasi. Tidak bisa saya pungkiri, pada saat itu, banyak keluarga besar bertanya kenapa anak perempuan kuliah di teknik dan di jurusan IT seperti Sistem Informasi. Bagi mereka, jurusan-jurusan seperti itu lebih cocok untuk cowok. Heran memang, di kota yang saya cintai itu, anak perempuan sangat identik dengan profesi dokter, guru, dan lainnya. Itu bukan membuat saya semakin surut, justru itu membuat saya semakin bersemangat untuk bisa menguasai bidang tersebut, dengan satu tujuan suatu saat nanti Aceh kelahiranku tercinta akan benar-benar bisa menerapkan dan memanfaatkan IT dalam seluruh aspek kehidupan demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh Rakyat Aceh sama seperti kota besar lainnya. Ya itulah alasan utama saya, disamping saya memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi untuk memperdalam ilmu ini. Di samping itu, dunia semakin canggih dengan IT sehingga begitu banyak perubahan ke arah yang lebih maju. Maka, saya merasa ingin dan butuh untuk mempelajari hal-hal berbau IT agar saya bisa menjadi saksi perubahan zaman ini. Namun, karena saya juga suka dengan hal-hal yang berbau manajemen, maka saya memilih Jurusan Sistem Informasi yang lebih mengarah pada IT dan manajemennya.  Bagaimana cara memanajemen IT dengan baik. Ya, sampai akhirnya begitu bahagianya saya saat mengetahui saya diterima di Jurusan Sistem Informasi ITS. 

Saya tahu, untuk bisa membiayai kuliah saya disini ayah membutuhkan uang tidaklah sedikit. Namun Ayah yang rela berkorban apapun yang ia bisa demi pendidikan anak-anaknya. Bagi Ayah, biarpun beliau bukanlah orang yang mengenyam pendidikan yang tinggi, tapi anak-anaknya harus jauh lebih baik dari dirinya. Terbukti, beliau berhasil menyekolahkan ketiga anaknya di perguruan tinggi yang menjadi salah satu perguruan terbaik di Indonesia. Ya, semua itu, dilakukannya dengan penuh perjuangan karena tidak bisa dipungkiri membutuhkan dana yang cukup banyak. Wajar saja, saya selaku anaknya merasa sangat tidak enak jika saya tidak bisa sedikit saja meringankan beban Ayah dan Mama. Dengan mendapatkan beasiswa saya berharap keinginan saya tersebut dapat terealisasikan. Alasan saya kedua adalah mewujudkan cita-cita saya yang sempat tertunda. Tahun lalu saya sangat rajin latihan paduan suara untuk bisa mengikuti kompetisis di Busan, Korea Selatan. Namun sayang, saya harus mengurungkan mimpi saya karena saya tidak memiliki biaya yang cukup untuk keberangkatan. Saya pikir, daripada saya harus memberatkan orang tua dengan biaya yang tidak sedikit itu, akhirnya dengan berat hati saya melepasnya. Kini, kesempatan tersebut kembali datang. Akan ada kompetisi Paduan Suara lagi di Rimini, Italy. Ya, ini merupakan kesempatan berharga yang tidak boleh saya sia-siakan lagi. Saya telah lulus seleksi kini tinggal berlatih, dan menabung untuk bisa mendapatkan dana tambahan. Saya yakin, jika saya terus berusaha dan berdoa, mimpi saya akan terwujud. Saya berharap dengan adanya beasiswa ini, saya bisa menabung lebih banyak lagi agar mimpi saya menorehkan prestasi lewat hobi saya bisa terwujud dan bisa membawa pulang medali demi ITS dan tanah air tercinta. Amin Ya Rabbal A’lamin. Itulah mengapa saya selama ini terus mencari beasiswa untuk bisa membantu meringankan beban orang tua dalam membiayai kuliah dan hidup saya di Surabaya dan mewujudkan mimpi besar saya. Dengan adanya sedikit bantuan dana, alangkah senangnya saya karena bisa membahagiakan Ayah dan Mama. Namun, satu hal yang terkadang membuat saya bersedih. Saya berkali-kali gagal mendapatkan beasiswa dikarenakan status ekonomi keluarga saya. Padahal, saya merasa bahwa saya bukanlah keluarga yang sangat berkecukupan. Mungkin, ini terlihat dari slip gaji orang tua yang bekerja di perusahaan BUMN. Dimana terlihat gaji yang tercantum mungkin masih di anggap tinggi di bandingkan dengan gaji orang tua anak-anak lainnya. Tapi siapa yang mengira bahwa dengan gaji tersebut hidup kita masih tidak bisa di katakan mewah. Karena, biaya hidup di daerah asal saya cukup tinggi sehingga dengan pendapatan seperti itu saya rasa memang pantas mengingat biaya hidup yang besar disana. Segala kebutuhan baik papan, sandang, pangan, memang jauh berbeda dengan yang ada d Pulau Jawa. 

Bagi saya kesuksesan yang akan saya raih nanti adalah ketika saya bisa bermanfaat bagi orang banyak. Karena dengan demikian, saya merasa bahwa saya telah mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Karena apa yang saya dapatkan baik ilmu, pengalaman dan lainnya akan terasa sisa-sia jika saya tidak bisa berbagi dan mengamalkan apa yang saya dapatkan. Setelah bertahun-tahun menimba ilmu dan mencari pengalaman serta pergaulan di Pulau Jawa, saya belajar banyak hal mulai dari budaya hidup, kegigihan dan semangat juang orang-orang Jawa. Ya semua itu akan saya simpan yang rapi dalam sebuah album hingga suatu saat nanti, saya akan pulang ke Aceh album-album itu akan saya buka kembali dan saya perlihatkan pada orang-orang yang mau banyak belajar dari ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Saat lulus nanti, saya ingin pulang ke Aceh. Saya ingin membangun Aceh. Mungkin langkah pertama yang akan saya lakukan adalah menjadi dosen di Aceh. Saya suka berinteraksi dengan orang, dan semoga memang ilmu yang saya pelajari dibutuhkan disana. Saya ingin memberikan semangat dan motivasi generasi muda disana. Mereka harus maju dan bangkit, mereka harus bisa menunjukkan bahwa anak-anak Aceh juga bisa. Bagi saya, nasib Aceh kedepannya ada di tangan mereka. Sehingga betapa bahagiannya saya ketika saya bisa menjadi saksi lahirnya generasi-generasi muda yang memberi perubahan kepada Aceh dan Indonesia ke arah yang lebih baik. Di samping menjadi seorang dosen, sejujurnya saya mempunyai tujuan untuk menabung, mencari pengalaman kerja, memperluas pergaulan di samping saya mengamalkan ilmu saya untuk kemajuan mahasiswa Aceh. Namun jika tiba saatnya, jika saya sudah siap ingin membuka lapangan kerja sendiri. Bagi saya menjadi seorang entepreneur jauh lebih baik karena saya bisa memberikan lapangan kerja bagi orang banyak. Ya itulah cita-cita saya. Menjadi orang yang lebih bermanfaat bag orang banyak bagi saya lebih mulia. Dengan memiliki perusaan sendiri, saya bisa memajukan Rakyat Aceh dari pengangguran dan Negara Indonesia tentunya. Hingga suatu saat nanti, saat saya sudah benar-benar siap, saya mempunyai cita-cita besar untuk mengubah perkampungan-perkampungan di Aceh lebih produktif hingga menajdi mandiri dimulai dengan memberikan pelatihan hingga mereka bisa memproduksi produk sendiri dengan nilai jual yang tinggi. Ya sudah saatnya orang Aceh bangkit, mereka bisa, namun mereka sulit bangun dan mulai bergerak kembali.

Rabu, 14 Desember 2011

CITIZEN REPORTER

Ingin menepati janji saya untuk mengulas apa itu CITIZEN REPORTER.. ya kebetulan di harian serambi online sedanga da artikel demikian,, akan saya ulas kembali disini :)

SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Masih ingatkah dengan Cut Putri? Ketika terjadi bencana tsunami di Banda Aceh Tahun 2004, namanya melambung.


Pasalnya ia adalah warga yang berhasil merekam detik-detik pertama tsunami Aceh pada tahun 2004 menggunakan handycam. Hampir seluruh media elektronik saat itu menayangkan hasil rekamannya tersebut sebagai berita.

Secara tak sengaja, ternyata tindakan cut putri tersebut telah menjadi bibit tumbuhnya citizen reporter di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Medan, Abdul Haera HR. Pada acara Workshop Citizen Reporter Tribun Medan, Rabu (14/12) di Hotel Delta, Jalan juanda, Medan.

Saat ini, tambah Haera, media cetak, online maupun elektronik sudah mulai mengadopsi citizen reporter tersebut. Satu diantaranya adalah Harian Tribun Medan.

"Citizen reporter sama artinya dengan jurnalisme parsipatoris, dimana penulisnya sebagai subjek sekaligus menjadi objek," kata Haera.


Perbedaannya dengan jurnalisme yang ditulis oleh wartawan adalah cenderung merupakan opini penulisnya dan melibatkan perasaan. "Makanya kalau citizen reporter boleh menggunakan kata Saya dan lain sebagainya," jelas Haera.

Karenanya, citizen reporter memiliki beberapa kelebihan. Penulis menjadi narasumber kunci, mampu menangkap aura atau suasana yang sebenarnya dan bisa memenuhi keinginan pembaca. Karena selama ini pembaca hanya bisa membaca hasil liputan wartawan.

Workshop Citizen Reporter ini berlangsung dua hari. Mulai hari ini, Rabu (14/12) hingga Kamis (15/12). Adapun peserta Humas Pemkab Langkat, Pematangsiantar, Serdangbedagai, Binjai, Deliserdang, Dairi, dan Samosir.

Selain mendapatkan materi tentang citizen reporter, peserta juga akan mengunjungi redaksi dan percetakan Tribun Medan

Ini dia wajah Cut Putri gadis Aceh berparas Arab yang dulu sangat terkenal karena video tsunami nya yang spekatakuler :) Sukses terus kak Cut :) 


Gitu teman-teman... uda tau kan ya ? Apa itu citizen reporter dan sejarahnya.. hehehe... thx sudah di simak :)

DEK LIA MASUK KORAN MAK,,,

Pengalaman lucu ini bermula saat saya tidak sengaja membuka link seorang teman di facebook, intinya dia masuk koran lewat tulisan yang ia kirimkan tentang pengalamannya selama mengikuti pertukaran pelajar di kanada. nama rubriknya itu citizen reporter,, apa sih citizen reporter itu ?? nah lebih jelasnya mengenai apa rubrik itu dan bagaimana sejarahnya, akan saya ulas pada postingan berikutnya. Lanjut lagi, saya terkagum-kagum membacanya tulisan itu, sampai akhirnya, di bagian bawah artikel saya membaca tulisan yang sekejab membuat saya bersemangat, hehehehe....

* Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke: redaksi@serambinews.com

Awalnya mikir, saya punya apa yang bisa di ceritakan dalam sebuah artikel menarik.. bukannya yang mengirimkan artikel kesana adalah orang yang punya pengalaman unik dan rata-rata orang hebat, dosen, dokter, mahasiswa S2, S3, dll,, hahhaa.. sempet pesimis. Eh baru inget, gini2 juga punya pengalaman waktu brkesempatan ikut jalan2 k eropa buat lomba,, mmm,, kalo diceritain kan jd banyak banget tuh, akhirnya, langsung buka word, buat nulis. hehehe.. semangat 45 banget. kalo diceritain, bakal banyak banget pengalaman-pengalaman yang bisa di sharing. Sampai akhirnya saya memutuskan memilih  salah satu bagian, yang menurut saya sangat membanggakan saya selaku orang aceh dan membanggakan orang Aceh yang membacanya tentunya. lahirlah judul, " GADIS RUSIA BELAJAR SAMAN DI MINI MARKET ".. begini isi artikel saya yang di muat di koran Serambi Indonesia...


MILLATI AMALIA. peserta Rimini Internationa Choral Competition, melaporkan dari rimini, Italy.
 
Saya putri asal Aceh, selepas lulus dari SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh melanjutkan studi ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Disini, saya bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara sebagai selingan kuliah. Sampai akhirnya, sebuah pengalaman berharga dimana saya dan tim paduan suara berkesempatan mengikuti Rimini Internationa Choral Competition 6- 9 Oktober 2011 sekaligus memenuhi undangan KJRI Marseille untuk tampil dalam pemeran budaya di Marseille, Prancis.

Disana, kita akan menyanyikan sederetan lagu daerah. Mulai dari lagu Sumatera Utara, Jawa Timur, Bugis, Borneo, dan yang sangat saya senangi, Lagu dari Nanggroe Aceh Darussalam. Lagu dari Aceh yang di bawakan adalah lagu Bungong Jeumpa. Siapa sangka, saya yang sekian tahun tinggal di Aceh, baru kali ini mengetahui lagu Bungong Jeumpa ini begitu indah dan sangat rancak bila d aransemen ulang.

Selaku anak aceh dalam tim, saya membantu memperbaiki pengucapan bahasa aceh yang tepat kepada 39 teman saya lainnya. Bahasa Aceh unik kata mareka, tapi dalam waktu beberapa hari, mereka sudah bisa menghafal dan mengucapkannya dengan baik. Ini adalah salah satu lagu favorite teman-teman dan lagu andalan dari tim kami. Lebih indah lagi lagu ini ditampilkan dengan koreografi salah satu tari Saman. Jujur saya tidak menyangka ini menjadi perpaduan yang bagus. Saya bangga.

Setelah sukses tampil di acara pameran budaya di Kota Marseille Prancis, perjalanan berlanjut ke  Kota Rimini Italy. Disana, sebelum lomba kita diminta tampil pada acara opening ceremony. Malam itu, dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai Negara. Di awali dengan menyanyikan lagu daerah dari borneo, kemudian lanjut dengan Bungong Jeumpa sebagai penutup. Saya merinding, raut wajah bahagia saya terpancar terlihat jelas hingga saat ini saya menyaksikan ulang video rekaman penampilan tersebut. Entah kenapa, kebanggaan saya sebagai putri Aceh bisa membawakan lagu tersebut sampai ke Eropa adalah kesempatan yang luar biasa. Bagi saya, lirik, irama, dan koreografi saat membawakan lagu ini bisa membius siapapun yang melihatnya. Terbukti, semua penonton yang hadir terpukau melihat penampilan kita. Lagu yang berduarasi sekitar 5 menit tersebut, di iringi oleh alat musik rapai yang kami pinjam secara gratis dari komuntitas pelajar Aceh di Surabaya yaitu pelajar mahasiswa kesatuan tanah rencong ( PMKTR). Terang saja,, selesai kita membawakan lagu itu, tepuk tangan dan sorak sorai para penonton tak henti-henti dan tetap bergemuruh mengiringi keluarnya kita  satu persatu dari panggung.

Tak sampai disitu cerita saya mengenai kebanggaan terhadap seni Aceh. Sejak saat itu, setiap kita bertemu orang-orang dari Negara lain, maka yang mereka ingat adalah lagu Bungong Jeumpa dan koreografinya yang memukau. Alhamdulillah, kita berhasil mebawa pulang 2 emas dalam perlombaan ini untuk Indonesia.

Hingga suatu malam saya dan teman-teman berniat membeli makanan di sebuah mini market di dekat penginapan. Tiba-tiba, dua orang gadis Rusia, menyapa kami lalu kamipun berkenalan. Tak lama kemudian, mereka pun bercerita bahwa mereka begitu tertarik dengan penampilan kita. Mereka menirukan salah satu gerakan saat kita menyanyikan bungog jeumpa. “‘ Bagaimana kalian bisa melakukan gerakan sesulit itu sambil bernyanyi? “ tanyanya. “ Tolong ajari kami, bagaimana tangan kalian bisa begini.” (sambil menirukan salah satu gerakan Raoh Duek ). Mini market tersebut akhirnya menjadi sanggar dadakan kami demi mengajari salah satu gerakan kepada gadis-gadis rusia itu.


Ini foto saya yang di muat dalam harian itu, sayang, di crop d bagian kepala doank ( jedeerrrr )
 


Dan foto ini juga di muat, foto saat kami membawkaan lagu bungong jeumpa.
 


Ada cerita lucu di balik dimuatnya artikel sederhana saya. Lucu sih, tapi cukup membanggakan. Saya gak nyangka, kalau tulisan saya dimuat pada hari minggu. pembaca tau sendiri kan, hari minggu penjualan koran meningkat, alias yang beli dan membaca koran lebih banyak. jadilah semakin banyak yang ekspos. Ya.. di mulai daro orang rumah heboh, yang kebetulan langganan koran tiap sabtu n minggu.. mamak dengan hebohnya pagi-pagi nelpon, saya yg baru bangung lgsg penasaran buka laptop untuk melihat versi online. Hahahaha,, seneng, bangga, malu jg sih... malu kalau-kalau tulisan nya tidak bagus. lanjut lagi, BBM mendadak rame. trnyata, do group SMA, ada seorang teman yang bernama Novizar, teman SMA, yang memfoto, kemudian di shared di group, jadi rame lagi deh --"

gak sukup sampe di situ, saya berasa jadi orang penting yang mendadak trend. Mulai dr wall-wall orang2 yang mengenal saya di Fb. permintaan pertemanan di FB tiba-tiba langsung meningkat tajam, ada yang dosen, ada yang pegawai kantoran, mahasiswa, alumni ITS banyak deh, mereka mengaku menyukai tulisan saya. dan karena di artikel saya dengan (sengaja, hehehe ) memasukkan nama sekolah saya,, hehehee,, bener-bener saya sengaja, berpikir bagaimana nama SMA bisa masuk, ya bisa di bilang wujud cinta almamater. wkwkwkwk.. Nah gara-gara itu, adik adik kelas yang tak pernah saya kenal, melakukan permintaan pertemanan juga di FB, begitu juga kakak kelas, teman SMP, dll.. hahahaaa.. jauh diluar ekspektasi saya. Ada rasa bangga, malu, dan senang. Tapi tentunya, saya sangat bahagia, karena harapan yang sesungguhnya dengan dimuatnya artikel itu bukanlah saya mendadak tenar, tapi semoga tulisan itu bermanfaat dan menginspirasi remaja Aceh lainnya untuk berprestasi dan membanggakan NAD tercinta. Semenjak itu, jadi nagih buat nulis,, BERBAGI ITU MEMANG INDAH :)