Jumat, 16 Desember 2011

ESSAY UNTUK BEASISWA


Lagi bersihin file di laptop, kebuka 1 file,, mmm,, apa ini,,eala baru inget ini essay yang aq kirim untuk dapet beasiswa. Ya tapi sayank, capek2 kirim beasiswa ttp tak ku dapatkan, hahah,, lebai,, sm seperti pengajuan sebelumnya, alasannya adalah karena slip gaji ayah saya katanya besar,  iya jg kalo d bandingkan dengan yang ortunya PNS,, tp gak gede2 amat jg lah,,secara di Aceh apa mahal --" drpd bete inget kejadian itu, hahaa,, ini aq share essay nya,, :)  
 
Dulu saat saya akan lulus dari SMA, jauh-jauh hari saya sudah mulai membayangkan, bidang ilmu apa yang akan saya pilih untuk meneruskan studi saya. Berbagai referensi dan narasumber saya cari informasi. Karena saya tidak ingin salah masuk jurusan. Bagi saya, jika saya sudah tidak cinta dengan apa yang saya jalankan, niscaya apapun itu akan terasa tidak berbarga dan saya yang menjalankan tidak bisa menemukan kebahagiaannya. Saya memang sangat suka dengan yang berhubungan dengan IT. Sayang saja, di sekolah saya, tidak ada fasilitas dan tenaga pengajar IT yang memadai. Memang, sekolah saya sempat rubuh karena gempa, sehingga selama proses pembangunan kembali begitu banyak fasilitas-fasilitas yang untuk sementara tidak bisa dipakai. Untuk itu, saya sering belajar dan mencoba-coba sendiri di Warnet saat sedang libur dan diperbolehkan keluar asrama. Memang, IT merupakan hal yang baru bagi saya. Di Aceh tempat kelahiran saya, pengetahuan IT memang masih sangat kurang. Namun itulah yang membuat saya semakin penasaran untuk mengetahui lebih dalam dan menguji keberuntungan saya dengan memilih Jurusan Sistem Informasi. Tidak bisa saya pungkiri, pada saat itu, banyak keluarga besar bertanya kenapa anak perempuan kuliah di teknik dan di jurusan IT seperti Sistem Informasi. Bagi mereka, jurusan-jurusan seperti itu lebih cocok untuk cowok. Heran memang, di kota yang saya cintai itu, anak perempuan sangat identik dengan profesi dokter, guru, dan lainnya. Itu bukan membuat saya semakin surut, justru itu membuat saya semakin bersemangat untuk bisa menguasai bidang tersebut, dengan satu tujuan suatu saat nanti Aceh kelahiranku tercinta akan benar-benar bisa menerapkan dan memanfaatkan IT dalam seluruh aspek kehidupan demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh Rakyat Aceh sama seperti kota besar lainnya. Ya itulah alasan utama saya, disamping saya memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi untuk memperdalam ilmu ini. Di samping itu, dunia semakin canggih dengan IT sehingga begitu banyak perubahan ke arah yang lebih maju. Maka, saya merasa ingin dan butuh untuk mempelajari hal-hal berbau IT agar saya bisa menjadi saksi perubahan zaman ini. Namun, karena saya juga suka dengan hal-hal yang berbau manajemen, maka saya memilih Jurusan Sistem Informasi yang lebih mengarah pada IT dan manajemennya.  Bagaimana cara memanajemen IT dengan baik. Ya, sampai akhirnya begitu bahagianya saya saat mengetahui saya diterima di Jurusan Sistem Informasi ITS. 

Saya tahu, untuk bisa membiayai kuliah saya disini ayah membutuhkan uang tidaklah sedikit. Namun Ayah yang rela berkorban apapun yang ia bisa demi pendidikan anak-anaknya. Bagi Ayah, biarpun beliau bukanlah orang yang mengenyam pendidikan yang tinggi, tapi anak-anaknya harus jauh lebih baik dari dirinya. Terbukti, beliau berhasil menyekolahkan ketiga anaknya di perguruan tinggi yang menjadi salah satu perguruan terbaik di Indonesia. Ya, semua itu, dilakukannya dengan penuh perjuangan karena tidak bisa dipungkiri membutuhkan dana yang cukup banyak. Wajar saja, saya selaku anaknya merasa sangat tidak enak jika saya tidak bisa sedikit saja meringankan beban Ayah dan Mama. Dengan mendapatkan beasiswa saya berharap keinginan saya tersebut dapat terealisasikan. Alasan saya kedua adalah mewujudkan cita-cita saya yang sempat tertunda. Tahun lalu saya sangat rajin latihan paduan suara untuk bisa mengikuti kompetisis di Busan, Korea Selatan. Namun sayang, saya harus mengurungkan mimpi saya karena saya tidak memiliki biaya yang cukup untuk keberangkatan. Saya pikir, daripada saya harus memberatkan orang tua dengan biaya yang tidak sedikit itu, akhirnya dengan berat hati saya melepasnya. Kini, kesempatan tersebut kembali datang. Akan ada kompetisi Paduan Suara lagi di Rimini, Italy. Ya, ini merupakan kesempatan berharga yang tidak boleh saya sia-siakan lagi. Saya telah lulus seleksi kini tinggal berlatih, dan menabung untuk bisa mendapatkan dana tambahan. Saya yakin, jika saya terus berusaha dan berdoa, mimpi saya akan terwujud. Saya berharap dengan adanya beasiswa ini, saya bisa menabung lebih banyak lagi agar mimpi saya menorehkan prestasi lewat hobi saya bisa terwujud dan bisa membawa pulang medali demi ITS dan tanah air tercinta. Amin Ya Rabbal A’lamin. Itulah mengapa saya selama ini terus mencari beasiswa untuk bisa membantu meringankan beban orang tua dalam membiayai kuliah dan hidup saya di Surabaya dan mewujudkan mimpi besar saya. Dengan adanya sedikit bantuan dana, alangkah senangnya saya karena bisa membahagiakan Ayah dan Mama. Namun, satu hal yang terkadang membuat saya bersedih. Saya berkali-kali gagal mendapatkan beasiswa dikarenakan status ekonomi keluarga saya. Padahal, saya merasa bahwa saya bukanlah keluarga yang sangat berkecukupan. Mungkin, ini terlihat dari slip gaji orang tua yang bekerja di perusahaan BUMN. Dimana terlihat gaji yang tercantum mungkin masih di anggap tinggi di bandingkan dengan gaji orang tua anak-anak lainnya. Tapi siapa yang mengira bahwa dengan gaji tersebut hidup kita masih tidak bisa di katakan mewah. Karena, biaya hidup di daerah asal saya cukup tinggi sehingga dengan pendapatan seperti itu saya rasa memang pantas mengingat biaya hidup yang besar disana. Segala kebutuhan baik papan, sandang, pangan, memang jauh berbeda dengan yang ada d Pulau Jawa. 

Bagi saya kesuksesan yang akan saya raih nanti adalah ketika saya bisa bermanfaat bagi orang banyak. Karena dengan demikian, saya merasa bahwa saya telah mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Karena apa yang saya dapatkan baik ilmu, pengalaman dan lainnya akan terasa sisa-sia jika saya tidak bisa berbagi dan mengamalkan apa yang saya dapatkan. Setelah bertahun-tahun menimba ilmu dan mencari pengalaman serta pergaulan di Pulau Jawa, saya belajar banyak hal mulai dari budaya hidup, kegigihan dan semangat juang orang-orang Jawa. Ya semua itu akan saya simpan yang rapi dalam sebuah album hingga suatu saat nanti, saya akan pulang ke Aceh album-album itu akan saya buka kembali dan saya perlihatkan pada orang-orang yang mau banyak belajar dari ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Saat lulus nanti, saya ingin pulang ke Aceh. Saya ingin membangun Aceh. Mungkin langkah pertama yang akan saya lakukan adalah menjadi dosen di Aceh. Saya suka berinteraksi dengan orang, dan semoga memang ilmu yang saya pelajari dibutuhkan disana. Saya ingin memberikan semangat dan motivasi generasi muda disana. Mereka harus maju dan bangkit, mereka harus bisa menunjukkan bahwa anak-anak Aceh juga bisa. Bagi saya, nasib Aceh kedepannya ada di tangan mereka. Sehingga betapa bahagiannya saya ketika saya bisa menjadi saksi lahirnya generasi-generasi muda yang memberi perubahan kepada Aceh dan Indonesia ke arah yang lebih baik. Di samping menjadi seorang dosen, sejujurnya saya mempunyai tujuan untuk menabung, mencari pengalaman kerja, memperluas pergaulan di samping saya mengamalkan ilmu saya untuk kemajuan mahasiswa Aceh. Namun jika tiba saatnya, jika saya sudah siap ingin membuka lapangan kerja sendiri. Bagi saya menjadi seorang entepreneur jauh lebih baik karena saya bisa memberikan lapangan kerja bagi orang banyak. Ya itulah cita-cita saya. Menjadi orang yang lebih bermanfaat bag orang banyak bagi saya lebih mulia. Dengan memiliki perusaan sendiri, saya bisa memajukan Rakyat Aceh dari pengangguran dan Negara Indonesia tentunya. Hingga suatu saat nanti, saat saya sudah benar-benar siap, saya mempunyai cita-cita besar untuk mengubah perkampungan-perkampungan di Aceh lebih produktif hingga menajdi mandiri dimulai dengan memberikan pelatihan hingga mereka bisa memproduksi produk sendiri dengan nilai jual yang tinggi. Ya sudah saatnya orang Aceh bangkit, mereka bisa, namun mereka sulit bangun dan mulai bergerak kembali.

1 komentar: