Kamis, 14 Agustus 2014

The Meaning of Happiness

Jumat siang, dlm pejalanan menuju kantor, dapet broadcast message di BBM dari salah satu atasan dikantor. Layaknya broadcast, kadang isinya informatif, kadang tidak. Nah kali ini isinya informatif, lebih ke self reminding gitu. Alhamdulillah Allah masih mengingatkan dan membuat kita merenung dengan cara apapun, salah satunya broadcast via bbm. Okhay kita gak akan membahas mengenai fenomena broadcast message. 

Tapi kali ini saya lebih tertarik untuk sharing isinya, gini ni :
" Buat renungan Jum'at siang ya....Sedikit perenungan dr peristiwa bunuh diri Robbin Williams, bintang film komedi: Jika 'kekayaan' bisa membuat orang 'bahagia', tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.Jika 'ketenaran' bisa membuat orang 'bahagia', tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal dari USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.Jika 'kekuasaan' bisa membuat orang 'bahagia', tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya.Jika 'kecantikan' bisa membuat orang 'bahagia', tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga mati overdosis.Jika 'kesehatan' bisa membuat orang 'bahagia', tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.Ternyata, 'bahagia' atau 'tidaknya' hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri... Mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu; dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .Untungnya, letak kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.Yang kita perlukan adalah HATI yang BERSIH dan IKHLAS serta PIKIRAN yang JERNIH, maka kita bisa menciptakan rasa BAHAGIA itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.KEBAHAGiAAN itu milik orang-orang yang dapat BERSYUKUR.Nikmati hidup dg aktivitas yg bermanfaat sambil 'Bersyukur' akan kebaikanNya. "

Sadarkah bahwa di sekitar kita, mungkin kita sendiri, membuat target tujuan hidup untuk menjadi KAYA. Atau adapula yang mengejar TAHTA. Ya, setiap kita berlomba2 menggapainya, karena bagi kita, hidup enak di dunia dgn kekayaaan berlimpah, dan hidup terpandang di dunia karena tahta yang melekat adalah sebuah kebahagiaan. Ya kan ?? Pasti. Saya pribadipun kadang terbesit mimpi, "kalau saya nabung dari sekarang, ngumpulin aset dari sekarang, pasti enak tua ntar bisa menikmati, bisa istirahat2 saja biar fokus ibadah" Yassalaam -__-

Based on isi dr broadcast di atas, bener juga kan ya ? Bahkan bukan hanya kisah dr tokoh2 terkenal itu, kita pribadipun kerap menemukannya dalam lingkungan terdekat kita. Kan banyak orang kaya raya punya pangkat, tapi sayang keluarganya hancur, anak2nya pendidikannya kacau, dsb, naudzubilllahimindzalik.. Ya Allah, jauhkan hamba, keluarga dan keturunan hambar dari yang demikian.  Amin Allahumma Amin..

Nah, terus apa demikian berarti " yauda, gak usah kerja aja, toh bahagia bukan dr kaya, kerja seadanya aja.. sekolah seadanya aja, yang penting 24 jam ibadah.. itu akan bahagia. Biar aja toh anak istri gw gak bakal sedih biar miskin , kan yang penting bahagia". Nah gini juga aku gak sepakat. Bukan kah kita harus mengejar dunia sebanyak2nya siapa tau kita hidup selama-lamanya? Dan berbarengan dengan itu, bukankah kita terus mengejar bekal akhirat siapa tau esok kita sudah tiada? 

Nah, faktanya di dunia ini, susah kita temukan yang bisa berjalan berimbang, ya kan? Bahkan saya sendiripun, masih jauh dari itu. Saya sangat suka sama sebuah artikel yang dibuat oleh ustd Felix Siaw, yang mana isinya menjelaskan, " BEDAKAN MANA TUJUAN DAN MANA SARANA".

Ini kalimat singkat tapi makna nya sangat dalam untuk saya. Bedakan, mana yang menjadi TUJUAN kita yaitu akhirat, alam dan tempat kita kembali kelak dengan SARANA yang merupakan ilmu, materi, yang kita pakai di dunia ini sebagai sarana untuk memperbanyak ibadah kita. Lewat sedekah, lewat ilmu yang bermanfaat, lewat kenyamaanan dalam beribadah, lewat naik haji, lewat berkurban, lewat memberi makan anak yatim dan fakir miskin. Ya, tanpa kita sadari itu semua tak mungkin tanpa kita mengejar ilmu dan materi di dunia. Jelas kan ya, materi dan ilmu itu hanya SARANA. Tapi penyakitnya manusia, setelah materi2 itu difungsikan sebagai mana mestinya, timbullah perasaan tidak puas, sehingga, berbalik haluan lagi, untuk mengejar materi/ kekayaaan sebagai tujuan. Astaghfirullah, Naudzubillah..

Yuk, sama2 kita belajar istiqamah membedakan dan mempraktekkan perbedaan tujuan dan sarana..

Bismillahirrahmanirrahim, semoga kita tidak menjadi umatNya yang merugi..
Happy Jumuah Barakah.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar