Liburan semester genap kemaren, seperti biasa, aq pulang kampung ke Aceh.. Sama seperti liburan biasanya, dihabiskan hanya berpuas2an dirumah, walaupun mama tau saya anak yang tidak bisa diam, mama sering ngajak keluar, walaupun hanya sekedar kerumah teman nya, ke lapangan tenis dll. Eh tapi ada yang beda, karena abis operasi pengangkatan ganglion di tangan, jd lebih sering dirumah dan gak ngapa2in.. Tapi kadang,, pengen ndang balek k sby. Ya itu sll terbesit kalo ayah sedang memberikan kultum. itu istilah yang aq sebut saat cerita ke mamak. kultum nya beda, bukan kultum kayak penceramah, tapi kultum yang satu ini lebih menjurus ke marah2. watak ayah sama seperti aq, egois dan keras kepala, tapi saya tidak sekeras itu, lebih banyak plin plan nya. Ayah kalau sudah punya kemauan, tidak peduli apapun pokoknya sak karep q, huuff.. ntah kenapa aq paling sebel kalo lagi di Kultum, memang tujuan nya baik, tapi kenapa kultum itu tidak ada sesi tukar pikiran, maksudnya, pendapat harus terlontar dr kedua sisi, saya rasa itu lebih fair, bukan berniat durhaka, tp jujur kadang belum tentu semua argumen ayah itu benar, walaupun banyak benernya sih... semakin tua saya, aq lihat sisi temperamen ayah semakin meningkat, beda dgn mama, dlu jaman kita masih repot2in gt. mama mudah sekali marah, tapi skrg jauh berubah, mama terkadang lebih berada pada pihak saya. lebih sering jd tempat curhat saya atau bahkan tmpt untuk cerita lelucon belaka.. Apa karena ayah itu jabatan nya baru naik ya ?? jadi gini, iseng buka lemari d kamar ayah, ada sebuah surat ternyata SK. d masa2 mau pensiun gini, kr2 3 tahun lg, ayah malah naik pangkat dan di tempatkan di sebuah bagian yang menurut saya mengkhawatirkan, haha,, ayah skrg menjadi supervisor ahli.. kalo kmeren jabatan nya menuntut lebih sering ke luar kota, skrg kayaknya uda jarang. cm justru tragis, karena ayah harus lebih sering ketemu bawahan2 yang mgkn sedikit banyak bikin emosi kalo kerjanya gak beres. saya rasa itu mungkin asal muasal kalo drumah ayah sering mengadakan kultum dadakan.. hahaha...
Suatu ketika, saat saya bercerita akan mengikuti lomba d eropa, ayah marah besar. sesi kultum d buka. mama mengambil langkah seribu untuk menjauh,,capee de.. intinya ayah bilang, ayah lebih suka kamu kuliah, lulus cepat, kerja, selesai. Oh ayahku tercinta, ini sudah bukan jaman nya, dimana2 org mengejar pengalaman, bkn sekedar kuliah. iya menepis argumen q, katanya, mana ada perusahaan yang butuh lulusan prestasi d bidang paduan suara (iya juga sih :D ). tapi siapa bilang semua ini untuk aq kerja. " seharusnya ayah tau, ini adalah hobi q, tapi aq tetap berjuang kuliah dengan baik, menyelesaikan semester demi semester semaksimal mungkin, sampai pernah sekali aq cumlaude, itu untuk apa ? ya itu untuk modal kerja q. jadi biarlah aq menyalurkan apa yang menjadi hobi q, bisa menjadi sebuah prestasi tentu lebih baik." Ayah ttp bersikeras dengan argumen q.. dikeluarkan setumpuk buku. katanya, penulis buku2 itu sukses karena prestasi kuliahnya. okhay,, "apakah semua org sukses itu karena prestasi kuliah cumlaude dll ?? " dalam hati saya bertanya lagi. Tidak mau kalah, ditengah tangis terisak-isak saya memberanikan diri berkata " seharusnya ayah bangga, anak ayah itu besar untuk kegitan positif, bukan narkoba dll ". dengan bijaksana ayah menjawab, ayah tidak pernah melarang. karena dari kecil itu sudah kamu lakukan. tapi ayah bilang, alangkah lebih baiknya qmu lakukan yang lebih bermanfaat d dunia kerja nantinya. prinsip ayah, kalo urusan pendidikan, harta ayah habis pun tak apa2.. okhay, kali ini saya mengalah, dan saya berjanji, ini yang terkahir,, ya terakhir selama saya kuliah pastinya,, toh saya kan jg uda semester terkahir, hehehe.. "heran kadang, padahal kedua abang dan mama sangat dan selalu mensuport saya, tapi ayah selalu saja begitu :( " memang benar, dr kecil hobi saya banyak, menari, maen tenis. tapi jangn salah, di kelas rangking saya tak pernah bergeser dr 5 besar, kadang 2, 3, 4, 5, rangkin 1 baru sekali :D :D. kenapa saya bisa, karena ayah sll mewanti-wanti, ikutlah apa yang kamu mau, tapi ingat, urusan agama sama sekolah tetap di utamakan. janji itu sampai skrg saya pegang.. tapi justru ayah yang selalu mengingkari janjinya :(
Aku tahu, ayah punya prinsip sendiri, bagi ayah, untuk urusan kuliah ayah akan keluarkan uang berapapun, kebutuhan mu akan ttp ayah penuhi, kalau mau minta lebih, cari sendiri. awalnya keberatan, tapi justru karena itu saya jadi mandiri. Dlu, kalau saya pengen beli tas baru, sepatu baru. saya harus menabung dari uang saweran nari, uang lomba tenis, uang lomba d Sekolah, dll... itu ajaran yang membuat saya mandiri sampai skrg :) thx Ayah..
masih malam yang sama, badan saya bergetar, ketika ayah berucap " kamu itu lia, adalah seorang pemimpi kelas berat, sadar kamu ?? bagai di sambar petir, ayah seperti begitu marah mengatakan itu. bagi ayah, saya tidak cukup realistis. "saya memang berbeda dgn abang2 saya, karena memang cara berfikir kita berbeda, saya punya cara sendiri memaknai kehidupan saya dgn berbagai pengalaman, tapi justru ayah menganggap itu mimpi, ya seorang pemimpi ulung. Oh tuhan, airmata jatuh deras membasahi mimpi. sendi2 lutut terasa lemah, bagaimana bisa mimpi yang selama ini adalah senjata saya dalam mengejar impian dan cita2 justru bagi ayah seorang panutan q itu di anggap sebagai sifat yang menjerumuskan aku ke lubang kehancuran,, bagaimana mungkin, mimpi yang selama ini telah membawa saya hingga seperti sekarang justru di anggap ayah sebagai momok yang harus di hindari, bagaimana mungkin itu bisa terjadi.. kali ini, saya benar2 tidak bisa mengeluarkan kata2,, sudah kaku lidah ini untuk digerakkan,, kebingungan menghantui, apakah bermimpi dan mempunyai banyak mimpi itu salah Ayah, coba jelaskan ke dek lia, dek lia bingung setengah mati Ayah...
aq mencoba menghapus air mata, setelah melihat gelagat ayah mulai meninggalkan forum kultum malam itu, aq berlari ke kamar.. belum puas aq menangis, aku mendengar suara ayah keluar, ternyata ayah masuk kerja malam.. berlari aq menghampiri mamak. kalo sudah posisi gini, mama hanya diam, tidak membela aq dan tidak membela ayah. mamaklah tempat aq melimpahkan semua kekesalan ku saat tidak bisa kulampiaskan kepada ayah.. ya selalu begitu,,bagaimana mungkin mama bisa berpihak ke salah satu dari 2 org yang ia sayangi,, tapi tak apa2, yang penting mama sudah bisa menampungnya,, itu sudah lebih dari cukup..
perenungan itu terus berlanjut sampai skrg, aku mulai mengambil sisi positif dari apa yang ayah maksud kan dr kalimat paling ku benci d tahun 2011. memang benar juga, bermimpi boleh saja, tp lebih realistis. mgkn skrg aku sedang kuliah, sedang dberikan tanggung jawab ntuk menimba ilmu sebaik2nya.. manfaatkan waktu itu. karena mungkin, dgn cara itu, aq akan bisa menggapai mimpi2 lain yang lebih banyak dr sekedar mimpi yang selama ini aq impikan.. " Allah, luaskanlah hati ini, bahwa sebenarnya, tidak akan pernah sedikitpun orang tua menjerumuskan anaknya,, tidak akan pernah sedikitoun orang tua, menjatuhkan mental anaknya, sesungguhnya Engkaulah maha pemberi pentunjuk bagi umat-Mu.."
#in memorian : sampai aq tulis ini, aq dihadapkan pada kenyataan, bahwa apa yang ayah lakukan malam itu adalah benar2 menunjukkan sikap tanggung jawab ayah yang besar. Saya telah pulang dr eropa, ayah tdk pernah mengungkit2 itu lagi, ayah justru bangga saya menang, bangga saya masuk koran. justru saya malu jika saya tidak bisa mengingat pesan2 ayah selama kultum berlangsung,, tp ttp aja sih ayah sll bikin sebel " udahlah, kerjakan tugas akhirnya, gak usah kesana kemari dlu, apa kurang holiday kmren di eropa ? ciaakk,, skak mat wess, holiday jare,, iihh,,sebel !!
Suatu ketika, saat saya bercerita akan mengikuti lomba d eropa, ayah marah besar. sesi kultum d buka. mama mengambil langkah seribu untuk menjauh,,capee de.. intinya ayah bilang, ayah lebih suka kamu kuliah, lulus cepat, kerja, selesai. Oh ayahku tercinta, ini sudah bukan jaman nya, dimana2 org mengejar pengalaman, bkn sekedar kuliah. iya menepis argumen q, katanya, mana ada perusahaan yang butuh lulusan prestasi d bidang paduan suara (iya juga sih :D ). tapi siapa bilang semua ini untuk aq kerja. " seharusnya ayah tau, ini adalah hobi q, tapi aq tetap berjuang kuliah dengan baik, menyelesaikan semester demi semester semaksimal mungkin, sampai pernah sekali aq cumlaude, itu untuk apa ? ya itu untuk modal kerja q. jadi biarlah aq menyalurkan apa yang menjadi hobi q, bisa menjadi sebuah prestasi tentu lebih baik." Ayah ttp bersikeras dengan argumen q.. dikeluarkan setumpuk buku. katanya, penulis buku2 itu sukses karena prestasi kuliahnya. okhay,, "apakah semua org sukses itu karena prestasi kuliah cumlaude dll ?? " dalam hati saya bertanya lagi. Tidak mau kalah, ditengah tangis terisak-isak saya memberanikan diri berkata " seharusnya ayah bangga, anak ayah itu besar untuk kegitan positif, bukan narkoba dll ". dengan bijaksana ayah menjawab, ayah tidak pernah melarang. karena dari kecil itu sudah kamu lakukan. tapi ayah bilang, alangkah lebih baiknya qmu lakukan yang lebih bermanfaat d dunia kerja nantinya. prinsip ayah, kalo urusan pendidikan, harta ayah habis pun tak apa2.. okhay, kali ini saya mengalah, dan saya berjanji, ini yang terkahir,, ya terakhir selama saya kuliah pastinya,, toh saya kan jg uda semester terkahir, hehehe.. "heran kadang, padahal kedua abang dan mama sangat dan selalu mensuport saya, tapi ayah selalu saja begitu :( " memang benar, dr kecil hobi saya banyak, menari, maen tenis. tapi jangn salah, di kelas rangking saya tak pernah bergeser dr 5 besar, kadang 2, 3, 4, 5, rangkin 1 baru sekali :D :D. kenapa saya bisa, karena ayah sll mewanti-wanti, ikutlah apa yang kamu mau, tapi ingat, urusan agama sama sekolah tetap di utamakan. janji itu sampai skrg saya pegang.. tapi justru ayah yang selalu mengingkari janjinya :(
Aku tahu, ayah punya prinsip sendiri, bagi ayah, untuk urusan kuliah ayah akan keluarkan uang berapapun, kebutuhan mu akan ttp ayah penuhi, kalau mau minta lebih, cari sendiri. awalnya keberatan, tapi justru karena itu saya jadi mandiri. Dlu, kalau saya pengen beli tas baru, sepatu baru. saya harus menabung dari uang saweran nari, uang lomba tenis, uang lomba d Sekolah, dll... itu ajaran yang membuat saya mandiri sampai skrg :) thx Ayah..
masih malam yang sama, badan saya bergetar, ketika ayah berucap " kamu itu lia, adalah seorang pemimpi kelas berat, sadar kamu ?? bagai di sambar petir, ayah seperti begitu marah mengatakan itu. bagi ayah, saya tidak cukup realistis. "saya memang berbeda dgn abang2 saya, karena memang cara berfikir kita berbeda, saya punya cara sendiri memaknai kehidupan saya dgn berbagai pengalaman, tapi justru ayah menganggap itu mimpi, ya seorang pemimpi ulung. Oh tuhan, airmata jatuh deras membasahi mimpi. sendi2 lutut terasa lemah, bagaimana bisa mimpi yang selama ini adalah senjata saya dalam mengejar impian dan cita2 justru bagi ayah seorang panutan q itu di anggap sebagai sifat yang menjerumuskan aku ke lubang kehancuran,, bagaimana mungkin, mimpi yang selama ini telah membawa saya hingga seperti sekarang justru di anggap ayah sebagai momok yang harus di hindari, bagaimana mungkin itu bisa terjadi.. kali ini, saya benar2 tidak bisa mengeluarkan kata2,, sudah kaku lidah ini untuk digerakkan,, kebingungan menghantui, apakah bermimpi dan mempunyai banyak mimpi itu salah Ayah, coba jelaskan ke dek lia, dek lia bingung setengah mati Ayah...
aq mencoba menghapus air mata, setelah melihat gelagat ayah mulai meninggalkan forum kultum malam itu, aq berlari ke kamar.. belum puas aq menangis, aku mendengar suara ayah keluar, ternyata ayah masuk kerja malam.. berlari aq menghampiri mamak. kalo sudah posisi gini, mama hanya diam, tidak membela aq dan tidak membela ayah. mamaklah tempat aq melimpahkan semua kekesalan ku saat tidak bisa kulampiaskan kepada ayah.. ya selalu begitu,,bagaimana mungkin mama bisa berpihak ke salah satu dari 2 org yang ia sayangi,, tapi tak apa2, yang penting mama sudah bisa menampungnya,, itu sudah lebih dari cukup..
perenungan itu terus berlanjut sampai skrg, aku mulai mengambil sisi positif dari apa yang ayah maksud kan dr kalimat paling ku benci d tahun 2011. memang benar juga, bermimpi boleh saja, tp lebih realistis. mgkn skrg aku sedang kuliah, sedang dberikan tanggung jawab ntuk menimba ilmu sebaik2nya.. manfaatkan waktu itu. karena mungkin, dgn cara itu, aq akan bisa menggapai mimpi2 lain yang lebih banyak dr sekedar mimpi yang selama ini aq impikan.. " Allah, luaskanlah hati ini, bahwa sebenarnya, tidak akan pernah sedikitpun orang tua menjerumuskan anaknya,, tidak akan pernah sedikitoun orang tua, menjatuhkan mental anaknya, sesungguhnya Engkaulah maha pemberi pentunjuk bagi umat-Mu.."
#in memorian : sampai aq tulis ini, aq dihadapkan pada kenyataan, bahwa apa yang ayah lakukan malam itu adalah benar2 menunjukkan sikap tanggung jawab ayah yang besar. Saya telah pulang dr eropa, ayah tdk pernah mengungkit2 itu lagi, ayah justru bangga saya menang, bangga saya masuk koran. justru saya malu jika saya tidak bisa mengingat pesan2 ayah selama kultum berlangsung,, tp ttp aja sih ayah sll bikin sebel " udahlah, kerjakan tugas akhirnya, gak usah kesana kemari dlu, apa kurang holiday kmren di eropa ? ciaakk,, skak mat wess, holiday jare,, iihh,,sebel !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar